Rabu, 28 Agustus 2013

Refleksi yang Terlambat

Saya pernah mendengar seuah kutipan yang berbunyi "Life is about Reflection"
Saya juga pernah mengikuti suatu kegiatan yang mengutamakan refleksi dalam kehidupan sehari hari.
Menajamkan kepekaan dan mendalami intra personal diri.
Sejauh mana aku mengenal diriku?
Sejauh apa aku menyadari apa yang kulakukan hari ini?
Apakah yang telah kulakukan dalam seharian ini?

Aku tau ini adalah hal yang amat baik dan aku sering berbagi tentang refleksi harian dengan orang orang yang dekat denganku.
Mengatakan itu mudah tapi amat sulit mempraktekannya.
Indra kepekaanku seakan menysut seperti otakku yang kian tidak berkembang

Dulu aku suka berdebat tentang ini itu, hal poliyik lah, pendidikan yang minim, kemiskinan, partai, sampai hal yang penting kayak apakah ada orang yang aneh seperti saya dan teman saya di dunia ini.

Untuk mengetik seperti ini pun selalu tidak pernah terjadi.
Oh ya, dulu saya senang menulis,
apapun itu , tentang alam yang indah yang saya lihat sore hari pagi hari ataupun malam hari.

Saya senang berbagi melalui kisah keseharian yang sering saya korelasikan dengan kehidupan.
Saya sangat suka bermimpi untuk meraih hal hal besar dan menjadi orang besar.
Kepala saya selalu naik ke atas dengan sikap yang saya pikir cukup rendah hati.

Sampai ketika ada mimpi yang sangat saya ingin raih dan dengan lancar saya dapat meraihnya beberapa bulan setelah saya meraih gelar sarjana pendidikan saya.

Banyak mimpi saya yang saya bagi dengan teman...
tapi akhirnya hanya Tuhan yang tau.. saya malah mundur dari mimpi itu.
Ternyata hati saya tidak bersungguh sungguh untuk mimpi itu.

Ada kesempatan lain datang, tetapi saya abaikan lagi

Sekarang, baru saja beberap menit lalu seorang teman yang sekarang sedang menjalani mimpi yang saya inginkan menuliskan refleksinya , dan saya membacanya.
Betapa tulus niatnya, betapa indah ceritanya.
Menggugah saya untuk meliskan kaliamat kalimat ini yang entah kemana ujungnya.
Saya sadar saya sedang menumpahkan isi hati saya.
Saya sadar gerakan tangan saya yang menyentuh keyboard laptop dengan cepat cukup membuat suara yang sudah sangat jarang saya dengar.

Sekarang saya menjalani apa yang ada sekarang.
sambil melamun memikirkan hal hal kecil.. bukan hal hal besar lagi

Berbagi hal lain lagi.. saya juga dulu menyadari bahwa saya punya firasat untuk hal hal tertentu.
Beberapa tahun belakangan ini, saya memutuskan sinyal kepekaan saya, saya menutup mata dan memendam apa yang sering saya rasakan akan tanda tanda akan sesuatu. Membiasakan diri saya untuk tidak peduli dengan urusan orang lain.

Tidak ada kesimpulan untuk tulisan ini, karena saya masih mencari dan terus bergerak.
Walopun sekarang saya duduk, tapi kaki dan tangan saya tetap bergerak.

Biarlah hidup ini berjalan indah adanya.